METODA ILMIAH
“Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang
Hijau”
KELOMPOK
6
ANGGOTA:
1)
AKBAR SYAEFULLAH
2)
FIKRI MUKARROM
3)
MUHAMAD HUSNI MUBAROK
4)
YAYAT HARDIANTO
5)
YUDA ARDIANSYAH
KELAS X-3
SMA
NEGERI 1 RAJAGALUH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul ‘Pengaruh air pada pertumbuhan biji
kacang hijau’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang
telah membantu kami dalam mengerjakan proyek ilmiah ini. Karena itu kami
berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama. Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Leuwimunding, 02 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah………………………………….....................................
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………………...
C.
Tujuan
Penelitian…………………………………………………………………….
EKSPERIMEN…………………………………………………………………….
KESIMPULAN…………………………………………………………………….
PENUTUP…………………………………………………………………………..
"Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Pertumbuhan
Kacang Hijau"KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbill alamin, puji syukur keadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-NYA yang tiada ternilai sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengaruh Media Tanam
Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, tapi berkat bimbingan dari Ibu Guru sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih penulis haturkan kepada Ibu Wa Haima sebagai guru mata pelajaran
Biologi yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang terus
memberikan do’a restu, dukungan baik meteri maupun spiritual dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran.
2. Teman-teman kelas yang telah berbagi
suka maupun duka, atas kebersamaan dan persahabatan kalian sangat memberikan
arti kehidupan yang merupakan anugerah terindah.
3. Semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah. Terutama kepada “google” yang telah
memberikan banyak informasi dan bahan kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah.
4. Seseorang yang spesial di hati yang
tak henti-hentinya memberikan semangat dikala lelah.
Akhir kata penulis menyadari hasil makalah ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu kritik yang bersifat membangun dari pembaca
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan wawasan penulis dan semoga
makalah ini dapat berguna sebagai bacaan dan menambah ilmu pengetahuan pembaca.
Kendari, Agustus 2011
Penulis
Pengaruh
Berbagai Media Tanam Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan
bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman
anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan
Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau
keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan
mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya
penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat
kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan
yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat
langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan
pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak
diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari
awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda
tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media
tanam tersebut.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara
berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi
pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat
disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang
berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah Pengaruh Berbagai Media Tanam terhadap
Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau?”
C. Tujuan Penelitian
“Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam
terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau”.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Teori
dalam Perkecambahan Biji Kacang Hijau
Dalam perkecambahan biji Kacang Hijau ini, dasar teori yang
digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan
SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan bahwa teori
totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau
dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak
secara normal melalui biji atau spora. Perkecambahan biji ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
·
Suhu
·
Cahaya
·
Kelembapan
·
Air
·
Nutrien
·
Oksigen
·
pH
Dalam perkecambahan biji (Jann dan Amen dalam Khan,
1934) selalu mengalami proses, yaitu:
a.
Fisiologis
dan genetis,
yaitu serangkaian proses-proses yang merupakan kelanjutan dari metabolisme dan
pertumbuhan yang telah terjadi sebelumnya; serta awal dari transkripsi genom.
Proses perkecambahan biji secara fisiologis:
Penyerapan
air
·
Masuknya
air secara imbibisi dan osmose
·
Pelunakan
kulit biji
·
Pengembangan
embrio dan endosperm
·
Kulit biji
pecah, radicle keluar
Pencernaan
· Merupakan proses terjadinya
pemecahan zat / senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa
bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui
membran dan dinding sel
· Makanan cadangan utama pada biji :
pati, herniselulosa, lemak, protein
· Proses pencernaan dibantu oleh
enzim.
Pengangkutan
zat makanan
·
Hasil
pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makan menuju titik-titik tumbuh
pada embryonic axis, radicle dan plumulae
·
Biji belum
punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau
osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
Asimilasi
·
Merupakan
tahap terakhir dalam penggunaan cadangan makan
·
Merupakan
proses pembangunan kembali
·
Tenaga /
energi berasal dari pernafasan
Pernafasan
(respirasi)
·
Merupakan
proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (proses
reduksi), dengan membebaskan sejumlah tenaga
·
Pertama
kali terjadi pada embryonic axis; setelah cadangan habis, baru beralih ke
endosperm / kotiledon
·
Aktivitas
respirasi tertinggi adalah pada saat redicle menembus kulit biji
Pertumbuhan
·
Ada dua
bentuk pertumbuhan embryonic axis
·
Tenaga /
energi berasal dari proses pernafasan
b.
Morfologis, yaitu transformasi dari bentuk
embrio menjadi seedling (semai) yang sempurna. Proses perkecambahan morfologi:
·
Merupakan
suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan
pernafasan
·
Diawali
oleh pembelahan dan perpanjangan sel
·
Dilanjutkan
dengan embryonic axis yang makroskopik yanitu keluarnya redicle atau plumulae
dari kulit biji.
c.
Biokimia, yaitu diferensiasi sekuensial
(satu persatu) pada proses-proses oksidasi dan sintesis.
Faktor
yang mempengaruhi
a.
Permeabilitas
kulit/membran biji.
b.
Konsentrasi
air. Karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka
konsentrasi larutan di luar biji harus tidak lebih pekat dari dalam biji.
c.
Suhu air.
Suhu air tinggi : energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan
penyerapan tinggi.
d.
Tekanan
hidrostatik. Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air ketika volume
air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan
hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air
menurun.
e.
Luas
permukaan biji yang kontak dengan air. Berhubungan dengan kedalaman penanaman
biji berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air.
f.
Daya
intermolekul merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh
: makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji berbanding
terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
g.
Spesies
dan varietas. Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit
biji.
h.
Tingkat
kemasakan. Berhubungan dengan kandungan air dalam biji : biji makin masak,
kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat.
i.
Komposisi
kimia. Biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak. Kecepatan penyerapan air
: protein>karbohidrat>lemak.
j.
Umur.
Berhubungan dengan lama penyimpanan : makin lama disimpan, makin sulit menyerap
air.
2.
Teori
mengenai Media Tanam
Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang
penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung
dalam tanah yang menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:
a.
Profil
tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung
vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison)
atau biasa disebut profil tanah. Di tanah huta
yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu
horison A, B dan C.
·
Horison A
atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling
mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini
sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
·
Horison B
disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini
memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur
yang tercuci daripada horizon A.
·
Horizon C
adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan
induk.
b.
Warna
tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya
perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan
organik. Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna
tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak
dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang
mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena
ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+.
c.
Tekstur
tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran
partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran
partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
·
Pasir,
berukuran 50 mikron – 2 mm
·
Debu,
berukuran 2-50 mikron
·
Liat,
berukuran dibawah 2 mikron
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan,
terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur
pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah
bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia
pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda
karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan
segera hilang terbawa air atau menguap.
Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan
juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas
dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka
waktu yang lama.
3.
Hubungan
Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan
Hubungan
antara media tanam dengan kecepatan perkecambahan adalah:
·
Daya
intermolekul, merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media
tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji yang
berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
Hal ini
menyebabkan biji Kacng Hijau akan sulit untuk berkecambah. Media tanam
bertekstur pasir sangat mudah diolah, media jenis ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas
permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat
rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat
kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.
B. Kajian dan Hasil Penelitian
Setiap media tanam selalu memiliki daya intermolekul (tenaga
listrik pada molekul-molekul media tumbuh) yang berbeda-beda. Apabila,
molekul-molekulnya rapat maka air akan sulit diresap oleh biji tersebut.
Sedangkan, apabila molekul-molekulnya renggang maka air akan mudah diresap oleh
biji tersebut. Jadi, daya intermolekul itu berbanding terbalik dengan kecepatan
penyerapan air. Sehingga, perkecambahan dapat terpengaruh oleh daya
intermolekul suatu media tanam.
Selanjutnya, setiap media tanam selalu memiliki tekstur yang
berbeda-beda. Apabila, media tanam tersebut bertekstur pasir maka media itu
mudah untuk diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara)
dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan komulatif yang relatif
kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah dan media tersebut lebih
cepat kering. Yang kemudian, kecambah biji akan sulit bertumbuh karena
kekurangan air.
Tidak hanya tekstur dan daya intermolekul yang dapat
mempengaruhi perkecambahan, tetapi juga kandungan-kandungan unsur yang ada
dalam media tanam tersebut. Kandungan unsur-unsur itu ada yang dapat
mempercepat pertumbuhan dan juga memperhambat pertumbuhan. Tapi, kebanyakan
unsur-unsurnya dapat membantu biji dalam perkecambahan.
C. Rumusan Hipotesis
“Berbagai
media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang
Hijau.”.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Variabel
- Variabel bebas:
Media
tanam untuk perkecambahan biji Kacang Hijau.
- Variabel kontrol:
Jenis biji
Kacang Hijau, air untuk penyiraman, volume air, tempat untuk media tanam
beserta kecambah.
- Variabel terikat / respon:
Kecepatan
perkecambahan biji Kacang Hijau.
B. Rancangan Penelitian
- Perlakuan 1 : disimpan di media tanah
- Perlakuan 2 : disimpan di media kapas
C. Sasaran Penelitian
Menemukan
media tanam yang cepat mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau,dengan
target kurang dari 7 hari.
D. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan
bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, yaitu:
1.
12 biji
Kacang Hijau
2.
Air 50 ml
3.
Tanah
secukupnya
4.
Kapas
secukupnya
5.
2 buah
gelas aqua berukuran sama
6.
Stopwatch/jam
7.
Pensil,
penggaris
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah prosedur penelitian pengaruh media tanam
untuk biji Kacang Hijau terhadap kecepatan perkecambahan.
1.
Siapkan
alat-alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Masukkan
tanah ke gelas aqua 1 dan kapas ke gelas aqua 2, volume dari keduanya harus
berjumlah sama, lebih kurang ¼ bagian.
3.
Tanam 6
biji Kacang Hijau ke dalam setiap gelas aqua yang berisi tanah dan kapas.
4.
Amati
perkecambahan biji dengan interval 24 jam atau sehari sekali.
5.
Catat
hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
F. Rencana Analisis Data
Pada
penelitian ini, analisis data yang dapat dilakukan adalah:
1.
Mencari
nilai rata-rata kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau pada tiap perlakuan.
2.
Membandingkan
hasil antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian mengenai pengaruh berbagai media tanam
terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau, adalah sebagai berikut.
Hari ke 1-2 :
mencari alat dan bahan yang dibutuhkan
Hari ke
3 : mempersiapkan alat dan bahan
Hari ke 4-10 : melakukan
penelitian
Hari ke 11-12: analisis data
Hari ke 13-16: membuat laporan
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan,
terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur
pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah
bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia
pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda
karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan
segera hilang terbawa air atau menguap.
Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan
juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas
dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka
waktu yang lama.
Dalam penelitian ini, biji dengan media kapas lebih cepat
daripada dengan media tanah. Berikut ini adalah hasil pengukuran pertumbuhan
biji selama jangka waktu 5 hari.
Dalam
cm
|
Rabu
|
kamis
|
Jum’at
|
sabtu
|
minggu
|
|||||
kapas
|
tanah
|
kapas
|
tanah
|
kapas
|
Tanah
|
kapas
|
tanah
|
kapas
|
tanah
|
|
Biji
1
Biji
2
Biji
3
Biji
4
Biji
5
Biji
6
|
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
|
0,5
0,3
0,2
0,2
-
-
|
0,2
0,1
0,1
-
-
-
|
1,5
1,3
0,9
0,9
0,7
0,5
|
0,7
0,5
0,4
0,3
0,3
0,1
|
3,2
2,4
1,8
1,7
1,3
1,2
|
1,8
1,5
0,7
0,6
0,5
0,3
|
12,4
11,1
8,6
7,9
6,9
4,3
|
8,3
8,0
4,4
1,6
1,2
1,0
|
B. Pembahasan
Setelah diteliti, ternyata perkecambahan biji Kacang Hijau
lebih cepat di media kapas. Alasannya:
·
Daya
intermolekul yang dimiliki oleh tanah kecil. Sehingga molekul-molekulnya yang
rapat dapat membuat air sulit diserap oleh biji. Sedangkan di kapas,
moleku-molekulnya renggang sehingga biji dapat menyerap dengan mudah.
·
Tanah
bertekstur pasir sangat mudah diolah, media ini memeliki aerasi (ketersediaan rongga
udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang
relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya
lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan
kecambah karena kurangnya kelembaban.
Jadi, setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan
pengaruh yang berbeda-beda terhadap suatu perkecambahan. Karena, setiap media
tanam pasti memiliki daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya
berbeda-beda.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya adalah media tanam dapat berpengaruh
terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau. Mulai dari daya
intermolekul, tekstur media tersebut dan lain-lain. Apabila media tanam
memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan
lambat dikarenakan biji sulit dalam menyerap air. Sedangkan, apabila daya
intermolekul besar maka sebaliknya. Sedangkan, dilihat dari tekstur, apabila
media tanam memiliki tektur pasir atau kasar, maka akar akan sulit mendapatkan
air dikarenakan tekstur pasir mudah kengalami kekeringan. Sedangkan, tekstur
serat atau halus membuat akar mudah mendapatkan air karena kelembaban akan
terjadi dalam jangka waktu lama.
B. Saran
Saran
terhadap penelitian ini adalah:
·
Lebih baik
dilakukan penelitian lebih detail mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam
media tanam.
·
Perlu
dilakukan penelitian kembali untuk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan perkecambahan kacang Hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar